Sejarah Kriegsmarine ( Angkatan Laut Jerman ) pada Masa NAZI


Di bawah ketentuan Perjanjian 1919 Versailles, Jerman hanya diizinkan memiliki angkatan laut dengan 15.000 personel, 6 kapal besar dengan bobot tidak lebih dari 10.000 ton, 6 kapal penjelajah, 12 kapal perusak, 12 kapal torpedo dan tidak ada kapal selam atau kapal induk.

Pesawat militer juga dilarang, sehingga Jerman tidak memiliki pesawat angkatan laut. Di bawah perjanjian itu Jerman hanya bisa membangun kapal baru untuk menggantikan yang lama. Semua kapal diizinkan dan personel diambil alih dari Kaiserliche Marine, dan diganti namanya menjadi Reichsmarine.

Sejak awal, Jerman bekerja untuk menghindari pembatasan militer dari Perjanjian Versailles. Melalui perusahaan milik Jerman, Jerman terus mengembangkan U-boat melalui kantor desain kapal selam di Belanda dan program penelitian torpedo di Swedia di mana torpedo G7e dikembangkan.

Bahkan sebelum perebutan kekuasaan oleh Nazi pada 30 Januari 1933, pemerintah Jerman memutuskan pada 15 November 1932 untuk meluncurkan program persenjataan angkatan laut yang dilarang yang mencakup U-boat, pesawat terbang dan kapal induk.

Peluncuran kapal tempur pertama, Deutschland pada tahun 1931 (sebagai pengganti kapal perang pra-Dreadnought Preussen) merupakan langkah dalam pembentukan armada Jerman modern. Pembuatan Deutschland menyebabkan kekhawatiran di antara Prancis dan Britania karena mereka berharap bahwa pembatasan Perjanjian Versailles akan membatasi penggantian kapal perang pra-dreadnought menjadi kapal-kapal pertahanan pantai, yang hanya cocok untuk perang defensif. Dengan menggunakan teknik-teknik konstruksi yang inovatif, Jerman telah membangun sebuah kapal berat yang cocok untuk perang ofensif di laut lepas sambil tetap mematuhi surat perjanjian.

 

Ketika Nazi berkuasa pada tahun 1933, Adolf Hitler segera mulai dengan lebih berani mengabaikan banyak pembatasan Perjanjian dan mempercepat persenjataan kembali angkatan laut JermanPerjanjian Angkatan Laut Anglo-Jerman pada 18 Juni 1935 memungkinkan Jerman untuk membangun angkatan laut yang setara dengan 35% dari tonase kapal permukaan Britania dan 45% dari tonase kapal selam Britania, kapal tempur harus dibatasi tidak lebih dari 35.000 ton.

Kriegsmarine adalah nama resmi dari angkatan laut Jerman pada masa Nazi berkuasa. Nama ini mulai 1 Juni 1935 dipakai sebagai pengganti sebutan sebelumnya, Reichsmarine.

Melanggar Perjanjian VersaillesKriegsmarine tumbuh dengan cepat selama masa persenjataan kembali Jerman pada 1930-an. Perjanjian 1919 telah membatasi ukuran angkatan laut Jerman sebelumnya, dan melarang pembangunan kapal selam.

Aksi militer pertama Kriegsmarine terjadi selama Perang Saudara Spanyol (1936-1939).

Setelah pecahnya permusuhan pada Juli 1936, beberapa kapal perang besar armada Jerman dikirim ke wilayah tersebut.

Kapal penjelajah berat Deutschland dan Admiral Scheer, dan kapal penjelajah ringan Köln adalah yang pertama dikirim pada Juli 1936.

Kehadiran Jerman digunakan untuk secara diam-diam untuk mendukung Nasionalis Franco walaupun keterlibatan langsung Deutschland adalah operasi bantuan kemanusiaan dan mengevakuasi 9.300 pengungsi, termasuk 4.550 warga Jerman.

Sejumlah kapal bertugas sebagai bagian dari tugas ini termasuk Admiral Graf Spee.

Setelah adanya serangan oleh kapal selam Republik terhadap Kapal Penjelajah Leipzig dari pelabuhan Oran antara 15-18 Juni 1937 Jerman menarik diri dari Patroli Non-Intervensi.

Pada bulan Januari 1939, Plan Z diperintahkan, yang menyerukan keseimbangan angkatan laut dengan Angkatan Laut Kerajaan Britania pada tahun 1944.

Kapal Kriegsmarine dipandang memiliki tugas utama mengendalikan Laut Baltik dan memenangkan perang melawan Prancis sehubungan dengan Heer (Angkatan Darat Jerman), karena Prancis dipandang sebagai musuh yang paling mungkin dihadapi apabila terjadi sebuah perang.

Namun, pada tahun 1938 Hitler ingin memiliki kemungkinan memenangkan perang melawan Britania di laut pada tahun-tahun mendatang. Karena itulah ia memerintahkan pembuatan rencana armada yang mampu memenuhi visinya kepada Kriegsmarine. Dari tiga rencana yang diusulkan (X, Y dan Z) ia menyetujui Rencana Z pada bulan Januari 1939.

Blueprint untuk program pembangunan angkatan laut Jerman yang baru ini mempertimbangkan membangun angkatan laut dengan sekitar 800 kapal selama periode 1939–1947.

Hitler menuntut agar program itu selesai pada 1945.

Kekuatan utama Rencana Z adalah enam kapal tempur kelas H.

Dalam versi Rencana Z yang dibuat pada Agustus 1939, armada Jerman direncanakan terdiri atas kapal-kapal berikut pada tahun 1945:

·         kapal induk

·         10 kapal tempur

·         12 kapal penjelajah tempur

·         3 kapal lapis baja (Panzerschiffe)

·         kapal penjelajah berat

·         44 kapal penjelajah ringan

·         158 kapal perusak dan kapal torpedo

·         249 kapal selam

·         Sejumlah kapal kecil lainnya

Kekuatan personel direncanakan akan meningkat menjadi lebih dari 200.000 orang.

Dan Pada bulan April 1939, ketika ketegangan meningkat antara Britania Raya dan Jerman atas Polandia, Hitler secara sepihak membatalkan pembatasan Perjanjian Angkatan Laut Anglo-Jerman.

Program angkatan laut yang direncanakan tidak terlalu jauh dari saat dimulainya Perang Dunia II.

Pada 1939 dua kapal penjelajah kelas M dan dua kapal tempur kelas H diletakkan lunasnya dan bagian untuk dua kapal tempur kelas H tambahan dan tiga kapal penjelajah tempur kelas O mulai diproduksi.

Kekuatan armada Jerman pada awal perang bahkan tidak sampai 20% dari Rencana Z.

Pada 1 September 1939, angkatan laut masih memiliki kekuatan total personel hanya 78.000, dan sama sekali tidak siap untuk peran utama dalam perang.

Karena waktu yang lama untuk membuat armada Rencana Z menjadi siap untuk beroperasi dan kekurangan pekerja dan material di masa perang, Rencana Z disingkirkan pada bulan September 1939 dan sumber daya yang dialokasikan untuk realisasinya sebagian besar dialihkan ke pembangunan U-boat, yang akan siap untuk perang melawan Britania lebih cepat.

Pembangunan armada Jerman pada periode 1935–1939 diperlambat oleh masalah pengerahan tenaga kerja dan material yang cukup untuk pembangunan kapal. Ini karena penumpukan Angkatan Darat dan Angkatan Udara Jerman secara simultan dan cepat yang menuntut upaya dan sumber daya yang substansial. Beberapa proyek seperti kapal penjelajah kelas D dan kapal penjelajah kelas P harus dibatalkan.


Ketika Perang Dunia II pecah pada bulan September 1939, Rencana Z dibatalkan karena mendukung program pembangunan kapal selam (U-boat) alih-alih kapal perang permukaan besar serta pemberian prioritas sumber daya strategis kepada pasukan darat dan udara.

Pada awal Perang Dunia II, sebagian besar kapal Kriegsmarine adalah kapal modern: cepat, dipersenjatai dengan baik dan berperisai tebal.

Namun, perang dimulai dengan kondisi Angkatan Laut Jerman yang masih cukup lemah dalam hal kekuatan jika dibandingkan dengan negara-negara yang diperkirakan menjadi musuh utamanya–angkatan laut Prancis dan Britania.

Meskipun pelengkapan senjata ulang angkatan laut secara besar-besaran (Rencana Z) telah direncanakan dan pada saat awal rencana tersebut dimulai, berawalnya perang pada tahun 1939 berarti bahwa sejumlah besar bahan yang diperlukan untuk proyek ini dialihkan ke sektor lain.

Perbedaan besar dalam tonase jika dibandingkan dengan kekuatan-kekuatan angkatan laut Eropa lainnya mendorong Komandan Angkatan Laut Jerman, Laksamana Besar Erich Raeder untuk membangun angkatan lautnya begitu perang dimulai." Sejumlah kapal yang ditangkap dari negara-negara yang diduduki Jerman ditambahkan ke armada Jerman saat perang berlangsung.

Meskipun enam unit utama Kriegsmarine ditenggelamkan selama perang (kedua kapal tempur kelas Bismarck dan kedua kapal tempur kelas Scharnhorst, serta dua kapal penjelajah berat), masih ada banyak kapal yang mengapung (termasuk empat kapal penjelajah berat dan empat penjelajah ringan) pada akhir Maret 1945.

Panglima Kriegsmarine adalah "Führer" Adolf Hitler, yang menjalankan wewenangnya melalui Oberkommando der Marine.

Kapal Kriegsmarine yang paling signifikan adalah U-boat, sebagian besar yang dibangun setelah Rencana Z dibatalkan pada awal Perang Dunia II. 

Taktik perang Laut Wolfpack dengan cepat mengumpulkan kelompok-kelompok kapal selam yang menyerang konvoi Britania selama paruh pertama pada Pertempuran Atlantik tetapi taktik ini sebagian besar ditinggalkan pada Mei 1943 ketika kerugian U-boat meningkat.

Seiring dengan U-boat, penyerbu kapal dagang permukaan (termasuk kapal penjelajah tambahan) digunakan untuk mengganggu pengiriman Sekutu pada tahun-tahun awal perang, yang paling terkenal adalah kapal penjelajah berat Admiral Graf Spee dan Admiral Scheer dan kapal tempurBismarck.

Kriegsmarine juga menyelesaikan empat kapal tempur selama masa aktifnya. Sepasang kapal pertama adalah kapal tempur kelas-Scharnhorst dengan meriam 11 inci, terdiri dari Scharnhorst dan Gneisenau yang berpartisipasi dalam invasi Norwegia (Operasi Weserübung) pada tahun 1940, Operasi Weserübung adalah sebuah nama kode untuk serangan Jerman di Denmark dan Norwegia pada Perang Dunia Kedua

Dalam penyerangan kapal dagang sampai Gneisenau rusak berat oleh serangan udara Britania pada tahun 1942 dan Scharnhorst tenggelam dalam di Front Atlantik pada akhir 1943.

Sepasang kapal kedua adalah kapal tempur kelas-Bismarck dengan meriam 15 inci yang terdiri dari Bismarck dan TirpitzBismarck tenggelam pada sortie pertama ke Atlantik pada tahun 1941 (Operation Rheinübung)

Tujuan dari operasi ini adalah untuk Bismarck dan Prinz Eugen untuk masuk ke Samudera Atlantik dan menyerang konvoy pengiriman Sekutu.

Meskipun dia sempat menenggelamkan kapal penjelajah tempur Hood dan merusak berat kapal tempur Prince of Wales, Berbeda dengan Bismarck, Kapal perang Tirpitz yang berbasis di pelabuhan Norwegia hampir selama perang berlangsung, bertugas untuk mengalihkan pasukan angkatan laut Sekutu dan menjadi sasaran sejumlah serangan oleh pesawat dan kapal selam Britania. Ada lebih banyak kapal tempur direncanakan (kelas H), tetapi konstruksi ditinggalkan pada bulan September 1939.

Panglima Oberkommando der Marine. pertama adalah Erich Raeder yang merupakan Panglima Reichsmarine ketika diganti namanya dan direorganisasi pada tahun 1935. Raeder memegang jabatan itu sampai bertengkar dengan Hitler setelah kegagalan Jerman dalam Pertempuran Laut Barents.

Ia kemudian digantikan oleh Karl Dönitz pada 30 Januari 1943 yang memegang komando sampai ia diangkat menjadi Presiden Jerman setelah bunuh diri Hitler pada bulan April 1945. 

Hans-Georg von Friedeburg kemudian menjadi Panglima Oberkommando der Marine. untuk waktu yang singkat sampai Jerman menyerah pada Mei 1945.

Pada Masa Perang Dunia ke 2, Kriegsmarine telah banyak menenggelamkan kapal perang sekutu yang berjumlah lebih dari 20 Kapal Perang sekutu dan lebih dari 100 kapal dagang sekutu.

Namun Setelah Perang Dunia Kedua selesai pada tahun 1945, kapal-kapal Kriegsmarine yang tersisa dibagi di antara kekuatan Sekutu dan digunakan untuk berbagai keperluan termasuk penyapu ranjau.

Untuk Cuplikan Videonya, Bisa ditonton di bawah :



Komentar